Aku kerap terbangun di waktu ini
Kemudian meraba cerita-cerita lalu
Seperti saat pertama kalinya Ibu kontraksi
Berjuang untuk kelahiran gadis kecilnya; aku
Dan masih terbangun di waktu ini
Memang bukan hal yang baru
Saat telinga mendengar langkah kaki Bapak
Disusul suara air yang begitu syahdu
Aku terlalu cinta dengan dini hari
Waktu yang tepat untuk mengenal diri sendiri
Berbincang dengan Tuhan tentang kejujuran tiada dusta
Hingga menerbangkan doa untuk mereka yang kucinta
Teruntuk Ibu Bapak yang makin menua
Kalian adalah sepasang yang begitu menyebalkan dan mencuri perhatian
Sepasang yang mudah marah namun juga jenaka
Sepasang yang kuharap kembali bersama; di surga-Nya yang paling indah
Pak, Bu
Aku memang kerap mengeluh
Meski jelas kutahu ini semua tak ada apa-apanya jika dibanding pengorbanan kalian
Pak, Bu
Seberat apa pun skenario Tuhan
Aku yakin kita mampu lewati; selama masih bersama
Pak, Bu
Aku hanya butuh peluk, saat lelah mulai mampir
Agar langkah payah ini tak membuatku tergelincir
Dini hari hanya salah satu waktu, di mana aku dapat menceritakan segala kita, pada-Nya. Tanpa harus sedikitpun mengarang kata.
12 Oktober 2017 — Keluarga Gengsian