Tiap-tiap dari mereka yang dekat, bercerita tentang bahagia, otomatis, senyum terlukis.
Ada yang selesai dan berdamai dengan lukanya. Sebagian bernapas lega karena mendapat jawaban dari doa-doa.
Ada pula yang sukses melangkah ke lembar berikutnya, setelah hampir menyerah.
Selain bersin dan menguap, bagiku, tawa pun menular dengan begitu mudahnya.
Tak jarang, keceriaan mereka sekejap mampu menghapus dukaku.
Terlebih jika manusia yang sedang berpelukan dengan bahagia adalah dua ‘akar’ tercinta.
Saat ini, salah satu doa yang kurapal setiap hari, adalah bisa merasakan bahagia; atas bahagiamu, yang masih entah kapan terasa.
Tak apa. Tidak perlu terburu-buru. Nikmati saja alurnya. Pelan-pelan, kita akan pulih seperti sedia kala.
Aku percaya. Semoga kamu juga.