Posted in A-Z

Jenjam

Bagaimana kita bisa selamanya bersama, jika jelas-jelas dunia hanya sementara?

Aku cuma mau jujur.

Meski perpisahan itu pasti, tetapi tetap tak mudah tuk dihadapi.

Kapan? Siapa yang ‘kan meninggalkan, dan siapa saja yang ‘kan ditinggalkan?

Hanya waktu yang mampu menjawab berbagai tanya itu.

Sampai masanya tiba, tangis berhasil menyesakkan dada; linglung ‘ku dibuatnya.

Di hadapan mata, raga manusia tercinta tak lagi bernyawa; sementara di kepala? Memori justru asyik berdansa.

Namun, bagaimanapun… aku dan semua tak punya kuasa tuk menahanmu.

Maka pulanglah.

Harapku, semoga doa yang mengudara dari berbagai arah, bisa menjadi pengantar untukmu sampai ke tempat terbaik.

Dunia cuma perlu tahu. Jika kini tiap-tiap kebaikanmu adalah penenang bagiku; anakmu yang masih harus melanjutkan hidup.