Posted in Untukku

29 yang ke-22

Tuhan, terima kasih untuk usiaku yang sampai di angka 22. Aku sadar, waktuku di dunia kian menipis. Hari-hari yang dapat kujadikan tabungan, semakin sedikit.

Namun, aku tak ingin bersedih untuk itu. Sebab, pada akhirnya, kepulanganku adalah kepangkuan-Mu. Terdamai dari segala tenang.

Terima kasih untuk terus menghidupkanku di tengah mereka yang begitu penuh cinta.

Mereka yang tak pernah lelah berprasangka baik terhadapku, yang selalu memelukku; tak peduli seberapa sulit aku dipandu.

Tuhan, maaf jika aku mendominasi puluhan tahun itu dengan berbagai prasangka buruk terhadap-Mu.

Terima kasih, karena Engkau masih terus memelukku; selalu.

Perlahan, tapi pasti. Berkat doa-doa mereka yang menyayangiku, aku kembali sadar, jika dekat dengan-Mu adalah kunci ketenangan, kebahagiaan, keikhlasan.

Kunci untuk senantiasa jauh dari rasa benci, iri, dan dengki.

Terima kasih, Tuhan.

Pada 29 yang ke-22 ini, doa-doa membanjiri hari saya. Berisi kebaikan yang segera ‘ku aamiini.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menemaniku merayakan hari dengan penuh doa dan syukur. Terima kasih.

Papa

SMS: Put, selamat ulang tahun, ya. Panjang umur, banyak rezekinya, enteng jodoh, dan jangan putus shalatnya. Aamiin. Hadiahnya Sabtu, ya.

Mama

Lisan: Ciye yang ulang tahun [ini aja terus diulang-ulang seharian].

Mama langsung ngucapin kalimat yang saya tulis di atas pas saya baru bangun tidur dan keluar kamar.

Sampai malam tiba, kalimat itu yang Mama ulang-ulang, dan bikin saya senyum-senyum sendiri.

Mas Ivan

Whatsapp: Selamat milad, Jelek. Love you!

Path: Pagi ini telah bertambah usiamu, tak akan mengubah arti kamu, Put. Put jelek, wish you all the best. Maaf belum bisa jadi Mas yang superior.

Semoga pasanganmu kelak sholeh, bertanggung jawab, pintar, sayang keluarga, lagi bijaksana.

Put, makasih udah jadi adik terhebat yang Kak Ivan miliki selama ini.

Sehat selalu penulis berbakat, calon istri yang baik, calon ibu yang baik, koki yang hebat, adik dan anak yang ceria selamanya.

I’ll always love you. Love you sist’.

Bang Dio

Whatsapp: Selamat ulang tahun, semoga makin taat beribadah kepada Allah, aamiin.

Isti

Line: Anyway it’s time for you to have birthday!? Happy birthday, Syanuuuuuu.

Semoga semua hal-hal baik selalu mengelilingi lo, yaaa. Pokoknya semoga bahagia selalu, dan may all your wishes come true.

Tresna

Line: Syanu, selamat ulang tahun, semoga sehat selalu, panjang umur, banyak rejekinya, sukses terus 🙂

Pak Rafiq

Facebook: Happy birthday, Nadine. Wish you all the best.

Cayiii

Facebook: Ini 29 mei ya, Mak? Ada yang ulang tahun kayaknya. Ucapin dululah. Happy birthdayyyyyyyyy :*********

Mely

BBM: Syaaaaanuuu, selamat milad. Tambah barokaaah ya umurnyaaa. Semua doa yang baik-baik. *peluk*

Tante Mia

Facebook: Burakakakakk *gak di-edit, ketawa macam apa ini* gue tau banget ini bocah kecilnya mah lucu, sekarang aja rusak.

Happy bornday, Tasya. Doa baik pasti, cukup gak usah pake lebay. Jangan lupa aamiin.

Farel

BBM: Heh Bolang, happy birthday, yooo. x)) makin sukses, makin alay, cepet ngundang-ngundang juga jangan kelamaan yooo. *party*

Pocha

Path: Happy birthday, Syanuku. Yang terutama sehat selalu, panjang umur, panjang rezekinya, panjang jodohnya.

Di tahun ini bisa terwujud yang diinginin, dan semua yang baik-baik pastinya buat kamu. Always love and miss you.

Elsa

Path: Happy birthday, Syanuuuuu, all the best for you. Miss you, ih!

Ponisah

Path: Birthday, Laica. Sehat selalu, panjang umur, dan cepat nimang-nimang anak. Hehehehe. Aamiin.

Unyu

Whatsapp: Happy birthday, Syan. Semua yang terbaik buat Syanu, terkabul. Dimudahkan segala urusannya. Aamiin.

Yasmine

Path: Selamat ulang tahun, Syanu.

Debra

Path: Selamat, ya, wanita perkasa ✌

Kak Echi

Path: Happy birthday, Syahnu Gabriella yang paling ngehits. All the best for you.

Nisatik

BBM: Happy milad, Nganuuu *kiss* barakallah ya, Lung, semua yang baik-baik doanya, aamiin. *party*

Mamah Sarap Semehe

BBM: SUT [Selamat Ulang Tahun] bontot mamah, Syanu semehe serepetmenceng eneng.

Selamat ulang tahun anak bontot sarap kesayangan mamah sarapnya, doa mama, walaupun dari planet, mama sudah bisikan ke yang Maha Kuasa.

Semua yang terbaik buat kamu, berkah sisa umurnya, jadi anak penurut buat mama Ida, yah!

Satuu lagi, jangan bandel, jaga makannya, jaga kesehatan, karena sehat itu mahal, Nak *peluk*

Semoga kita tetap komunikasi, sejauh apa pun kita, yah. Aamiin. Alafyuuu anak cantik *kiss*

Elis

Line: Happy birthday, Syan. Semoga menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya nanti.

Mamed

Facebook: Happy Birthday, Nu. Ultah kita sama, untung ini dunia nyata, bukan dunia sinetron.

Mungkin kalo dunia sinetron, kita pas bayi tertukar di rumah sakit. Hahahaha.

Sekali lagi happy birthday! Tetaplah jadi pemikir besar.

Nia

Line: Syanu, selamat tambah tua, yaaaa. x)) semoga makin yang baik-baiknya, yaaa. *kiss*

Alfi

Line: Happy birthday, Nu!

Bang Ucup

BBM: Selamat dirgahayu juga buat, Syanu, gue harap lo bisa terus bikin tulisan bagus yang bisa menginspirasi banyak orang.

Semoga sakinnah, mawaddah warohmah. Semoga apa yang lu mau, cepat terlaksana. Dan segala doa yang terbaik deh buat lu.

Unuy

BBM: Happy birthday, yaa Sanuu, Mamet. Barokallah. Semoga samawaaa =))

Sarah

BBM: Wiih, Anu juga ulang tahun. Selamat ulang tahun, yaa. Mantab yang ulang tahun dua biji *party* semoga segalanya ya. Barokallah.

Titi

BBM: Selamat milad ya, Nu.

Kanchudt

BBM: Happy bornday Rahmad & Syanu. All the best for you, Allah bless you.

Uci

Telepon: Ngobrol ngalor ngidul, 44 menit, ujungnya, “Selamat ulang tahun, Syanu, semoga sehat selalu dan semoga jodoh segera menjemputmu. Aamiin.”

Atep

Whatsapp: Selamat ulang tahun. Semoga panjang umur. Sehat terus. Banyak rezeki.

Dikabulin segala keinginan dan cita-cita. Gampang jodoh. Dan semoga sukses dunia akhirat. Aamiin.

Ayu Wandira

Facebook: Happy birthday, Syanu.

Asri

BBM: Selamat ulang tahun Anu Mamet. Pokoknya yang terberat deh buat, Anu!

Acil

BBM: Selamat ulang tahun, Sanu *party* *peluk* terus berkarya dan bahagia selalu, all the best for you!

Babank

BBM: Haiii Tasya monikaaaah. Selamat ulang tahun *party* Semoga ya semoga semoga semoga semoga semoga dah pokoknya. Aamiin. Hahahaha ✌✌

Kak Onie

Whatsapp: Syelamat menempuh umur baru adikkuh. Semoga makin berkarya, ya.

Makin unyu, makin berkah hidupnya. Diberikan jodoh yang terbaik. Semakin disayang mas dan abangnya.

Neno

BBM: Happy birthday, Syan. Be a better woman! *kiss*

Dhedhe

Whatsapp: Syannnuuuu sayang happy birthday. Wish you all the best, Nunu *kiss*

Mastua

Facebook: Selamat ulang tahun, Syanu. Hehe.

Ambar

BBM: Selamat ulang tahun yaa, Nuu. Doanya cukup gue sama Allah yang tau *peluk*

Devi

“Happy birthday wanita darah India, sukses selalu ya, Syanu!”

Kak Aji

Line: Happy birthday, Syanuuuuu. Semoga panjang umur dan selalu sukses, yaaa.

Galih

Facebook [Message]: Selamat merayakan usia yoo, Syanu Gabrilla! Semoga niat-niat baik selalu diberkahi serta selalu diberikan kemudahan tanpa adanya kesulitan yang ingin mencampuri.

Tak pun lupa bisa selalu terus-menerus diberikan kelancaran bernapas. Panjang umur untuk usia dan kebahagianmu. Sukses selalu, yak! Aamiin.

Facebook [Timeline]: Kotak-kotak yang penuh kejutan, bunga-bunga dengan warna-warninya, juga kebahagiaan yang dibahasakan dengan basah air mata orang-orang.

Hari itu, detak jantung dan suara tangis pertamamu, melahirkan harapan mereka yang mengecup pipi mungilmu.

Hari ini, burung-burung terbang. Bukan untuk lari dari buruknya cuaca; mereka mengantar ribuan doa yang akan ditujukan untukmu kepada, Tuhan.

Seperti ada yang berisik di kepalaku. Bukan masa lalu, bukan juga tentang hal-hal yang menyakitkan.

Mungkin; huruf-huruf ini ke luar dan pergi ke matamu.

“Tiuplah lilinnya, Syanu. Potong kuenya dan habiskan kesedihanmu. Bila tidak bisa, letakkan di atas piring kosong milikku. Biar aku dan waktu yang menghabiskannya.”

Hari telah berganti, 29 telah menjadi 30, doa-doa masih saja berdatangan. Pagi ini ‘ku cukupkan.

Aku berterima kasih, pada kalian yang begitu luar biasa mendoakan dengan tulus dan tanpa pamrih. Insya Allah.

Aku bersyukur, karena apa yang kujabarkan di atas adalah nikmat Tuhan yang tak mungkin kuabaikan begitu saja.

Aku siap memulai langkahku (lagi), melanjutkan perjalanan yang tak jarang terhenti.

Iya, perjalanan yang terhenti, bukan sengaja kuhentikan. Sebab, aku tak pernah ingin menyudahi yang satu ini.

Terima kasih. Alhamdulillah. Bismillah.

Pelukku dengan segala kasih, teruntuk kalian!

Posted in Ketulusan Hati

Teruntuk Mama

Ini adalah 9 Mei yang ke-52, bagimu, sementara bagiku yang ke-22.

Ma, kau tahu, selama ini aku adalah anak yang paling sulit bicara cinta di hadapanmu.

Aku beku, kaku, dan kerap terkesan tak acuh. Tapi kenyataannya tidak seperti itu, Ma.

Tiap kali aku bertemu orang baru, sebanyak itu pula aku menceritakan bagaimana bahagianya aku memilikimu.

Sebagai orang tua perempuan, teman, sahabat, kakak perempuan, dan apa pun sosok yang kubutuhkan.

Meski sering berselisih pendapat, tapi itu tak akan memengaruhi kasih kita untuk satu sama lain.

Ma, aku memintamu untuk sehat. Kurangi kopimu. Aku tak ingin maag itu kambuh, gigimu linu.

Aku tahu kau sabar, dan aku butuh kesabaranmu lebih lagi untuk menemaniku ke titik itu.

Titik yang sedang kutuju, ‘ku yakin kau mengerti maksudku, Ma.

Ma, bahagiakah kau punya, Papa?

Pria yang meski usianya sudah 56 tahun, masih saja mengirimkan pesan dini hari, tepatnya pukul 00:31 WIB.

Pesan berbunyi, “Selamat ulang tahun”, yang akhir kalimatnya dilengkapi, “I love you, Mama.”

Jika kau balik bertanya padaku, aku bahagia punya Papa yang selalu mencintaimu.

Ma, pelihara telingamu. Nanti, pada waktunya, aku ingin kau banyak mendengar kata cinta yang kusuarakan untukmu.

Ma, luangkan hatimu. Aku ingin kau dapat selalu merasakan betapa aku cinta padamu.

Aku bahagia, Tuhan memberimu sehat, napas, dan bahagia. Meski pedih tak luput sesekali.

Selamat ulang tahun, Ma. Tuhan menyayangi keluarga kita.

Segala kebaikan pun keburukan, segala kebahagiaan pun kepedihan adalah ujian dari-Nya.

Agar kita terus naik kelas. Jangan berhenti menemaniku untuk senantiasa berprasangka baik pada Tuhan, ya, Ma.

Apa pun yang telah Tuhan tulis untuk kita adalah yang terbaik.

Ma, aku punya beberapa bait kata untukmu, sebut saja puisi cinta. Entah ini yang ke berapa, yang jelas, lahirnya puisi-puisi untukmu, selalu tulus dari hatiku.

Wanitaku

Kau lihat wanita itu?
Wanita yang sedang tertawa
Orang tua perempuanku
Dia yang mengajarkanku bagaimana caranya bahagia

Kau tahu wanita itu?
Wanita yang menangis tersedu
Orang tua perempuanku
Kadang kendaliku lepas dan tak sadar melukainya

Kau mengerti cinta itu?
Wanita dan perempuan yang bersatu dalam sebuah peluk
Orang tua perempuanku
Ia tak pernah berhenti memeluk; sejauh apa pun aku

Kau tahu bagaimana ‘ku memanggilnya?
Mama
Orang tua perempuanku
Tuhan tahu betapa aku mencintainya

Mama
Apa kau ada di sana?
‘Ku yakin kau di sana
Mendengarku bersuara; menyampaikan cinta

Mama
Apa kau melihatku?
‘Ku yakin kau menatapku
Yang begitu pemalu; mengungkap betapa besar sayang ini untukmu

Mama
Tanpamu aku tak akan menjadi pribadi yang sekarang
Tanpamu bisa saja aku lupa jalan dan tak sanggup untuk pulang
Itu mngapa aku tak pernah ingin sendirian; terlebih tanpamu, wanitaku

Ma, aku bisa saja merangkai kata seindah-indahnya, tapi aku selalu beku untuk menyampaikannya langsung padamu.

Sebelum menatapmu, air mataku sudah bersiap untuk terjatuh.

Entah haru dari mana. Ia datang semudah itu. Kau tahu, aku sangat mudah menangis.

Mencintaimu adalah syahdu. Sampai detik ini, aku belum bisa membendung air mata, tiap kali ingin menyampaikan betapa aku cinta padamu, Ma.

Jangan lelah untuk bahagia, Ma.

Nikmati hidupmu dengan tawa. Tak apa menangis sesekali. Wajahmu butuh basah, meski ‘ku harap, basahnya karena haru, bukan luka.

Selamat ulang tahun, Ma. Aku mencintaimu, menyayangimu, mengasihimu.

Maaf untuk segala salah. Aku tak pernah berniat melukaimu.

Salam sayang, anak perempuanmu satu-satunya.

Love you, Ma!

Posted in Ketulusan Hati

Mbak Sus

Saya pasti bukan satu-satunya orang yang manggil suster dengan panggilan, ‘Mbak Sus’, karena memang enak banget disebut. Singkat. Gak ribet.

Dari dulu, saya termasuk orang yang gak suka minum air putih. Pola makan berantakan (banget).

Istirahat juga sekenanya. Kerja siang, pulang tengah malam, lanjut main sampe dini hari.

Akhirnya? Badan saya tumbang.

Iya, saya yang dulu hampir gak pernah sakit, sekarang malah jadi gampang sakit.

Sebentar-sebentar sakit maag, nanti sakit ini, itu, dan lain-lain.

Mereka yang dengar kabar saya sakit, entah percaya atau enggak. Entah doain biar cepat pulih, atau justru bosan.

Sebagai manusia dengan maag yang cukup parah, saya malah jadi penggemar mi instan, segala makanan pedas, dan minuman asam.

Nyari mati? Ya, enggak dong. Saya cuma kekeh aja mau nikmatin hidup. Bandel memang.

Tapi teman, sahabat, keluarga, dan beberapa orang spesial di hidup saya, gak pernah bosan ngingetin buat hidup sehat.

Buat sayang sama badan sendiri. Buat gak bandel.

Saya salut, mereka kuat ngadepin saya yang akhirnya nurut juga, walaupun kadang, ya, masih suka bandel. Dikit.

Termasuk Mbak Sus, dia udah jadi tempat konsultasi paling utama kalau saya sakit. Apa pun.

Saya bandel, susah dibilangin, tapi dia masih aja mau nanggepin pertanyaan saya, tentang, ‘Sakit apa, ya, saya kira-kira?

Hari ini, Mbak Sus, ulang tahun.

Dia termasuk wanita yang mikirin banget, “Kapan, ya, kira-kira aku nikah?”, dan saya selalu bilang, “Jangan terlalu dipikirin, Tuhan udah nentuin waktunya. Sabar. Ikhtiar.”

Tapi ya, dasar wanita lanjut usia [eh], tetap aja panik.

Mbak Sus, udah makin dewasa, sebagian besar kepala berpikir, Mbak Sus, harus segera menikah.

Tapi saya tetep support Mbak Sus, jangan nikah sampe nanti dia ketemu sama laki-laki yang bisa bikin hati kecilnya bilang, dialah jodohnya yang akan nemenin tanpa putus, dunia akhirat.

Mbak Sus, jaga kesehatan. Jaga makan. Istirahat yang cukup. Jangan sampai, suster malah dimarahin pasien.

Pasien diatur sedemikian rupa biar sehat, diri sendiri malah hampir terlantar.

Selamat mengulang 8 Mei lagi Mbak Sus. Bahagia, ya. Jangan sedih-sedih, kalau mau matanya gak bengep lagi kayak buronan.

Saya selalu mendoakan yang terbaik mendatangi Mbak Sus, dan Mbak Sus, bisa menerima segala yang Tuhan beri dengan prasangka baik.

Jangan berhenti gowes, kalau pas gowes, Mbak Sus beneran bahagia!

Tapi mbok, ya, istirahat kalau badan udah minta istirahat. Jangan sampai ada kedua kalinya suster masuk IGD! Jangan!!!

Salam sayang, pasien langganan Mbak Sus, paling sakit-sakitan.