Urutannya memang begitu, empat yang ada di sisi tiga. Namun, cerita melompat ke sembilan belas, dan selama menetap selalu berbalas.
Beberapa kali tiga menekankan, “Sebahagia apa pun kita sekarang, akhirnya akan tetap sama.”
Penekanan berulang yang meruntuhkan rencana. Sembilan belas tampak tertawa, padahal patahnya seketika menghancurkan menara.
“Hanya doa.”
“Apa isinya?”
“Biar jadi rahasia.”
Satu-satunya yang bisa membuat sembilan belas merasa tuntas hanya jika Dikara, menemani empat dan tiga; selamanya.