Posted in A-Z

Dikara

Urutannya memang begitu, empat yang ada di sisi tiga. Namun, cerita melompat ke sembilan belas, dan selama menetap selalu berbalas.

Beberapa kali tiga menekankan, “Sebahagia apa pun kita sekarang, akhirnya akan tetap sama.”

Penekanan berulang yang meruntuhkan rencana. Sembilan belas tampak tertawa, padahal patahnya seketika menghancurkan menara.

“Hanya doa.”

“Apa isinya?”

“Biar jadi rahasia.”

Satu-satunya yang bisa membuat sembilan belas merasa tuntas hanya jika Dikara, menemani empat dan tiga; selamanya.

Posted in A-Z

Cerita

Milik huruf ketiga.

Sembilan tahun, hampir. Bulan kedua sampai di pekan ketiga. Belum pukul delapan malam, jreng mengakhiri dua petikan. Tepuk nyamuk; ia bertahan.

Delapan tahun, hampir. Lewat dua hari setelah pekan ketiga di bulan pertama. Awalnya berdampingan, kemudian berpisah; kiri di sini, kanan di sana.

Dua puluh dua hari sebelumnya, ada selamanya. Kata yang punya makna, tetapi gagal juara.

Bulan lima yang penuh warna, mati di tangan bulan sembilan; si pencipta luka.

Sembilan belas baik-baik saja; turut bahagia, usai tiga tertawa.